Museum Siola, Solusi Menyenangkan untuk Memahami Sejarah Kota Surabaya

Tidak perlu bosan dalam mempelajari sejarah Kota Surabaya karena kini, Museum Surabaya atau juga disebut dengan Museum Siola, hadir untuk membawa kisah masa lalu kota Surabaya dengan menyajikan lebih dari 1.000 koleksi yang ditata secara menarik dan instagramable. Museum ini diresmikan secara langsung pada 3 Mei 2015 oleh walikota Surabaya yang menjabat pada saat itu, Tri Rismaharini. Berangkat dari asal-usulnya secara singkat, gedung dari museum ini sempat dinamakan Whiteaway Laidlaw & Co. yang selanjutnya, pada pasca kemerdekaan dibeli oleh sekelompok pengusaha bernama Soemitro, Ing Wibisono, Ong, Liem, dan Ang sehingga terciptalah nama Museum Siola yang merupakan kependekan dari nama kelompok pengusaha tersebut. Saat ini, Museum Surabaya menampilkan wajah baru setelah adanya revitalisasi oleh wali kota Eri Cahyadi pada 6 Agustus 2024 lalu. Pameran dan informasi yang disajikan dalam museum sejarah dan kebudayaan Surabaya. Setelah adanya revitalisasi, Museum surabaya menyajikan informasi yang menarik dan koleksi-koleksi interaktif yang menarik minat pengunjung.

Pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat kota Surabaya dari masa ke masa. Tidak heran apabila koleksi museum dikelompokkan berdasarkan zamannya, sehingga pengunjung sebaiknya mulai menelusuri museum ini secara berurutan mulai dari masa pra-kolonial hingga Surabaya masa depan untuk semakin memahami apa yang terjadi di masa lalu kota Surabaya hingga saat ini. Berbagai macam koleksi mewakili kota Surabaya pada zamannya. Seperti misalnya pada masa pra-kolonial, pengunjung dapat melihat replika Kamalagyan dan video interaktif yang menceritakan peperangan Mataram. Kemudian, pengunjung akan menemukan beragam koleksi yang mencerminkan keadaan sosial dan budaya pada masa kolonialisme diantaranya adalah satu set alat makan dan piano kuno. Terdapat pula seragam yang dipakai para tentara jepang pada masa penjajahan Jepang. Selanjutnya pada masa proklamasi, dapat ditemukan beberapa koleksi seperti alat transportasi, uang koin dan kerta, pakai adat, hingga koleksi mengenai Ir. Soekarno.

Koleksi yang dipajang di museum ini begitu lengkap sehingga pengunjung akan merasa sedang memasuki mesin waktu hanya dengan satu hari saja, terlebih apabila mengunjungi setiap koleksi berdasarkan urutan masanya. Sebagai pengunjung, jangan lupa untuk menghampiri salah satu spot di museum ini yang sering dijadikan tempat untuk berfoto yaitu proyektor yang menampilkan kisah transformasi Surabaya menjadi kota pelabuhan. Konten yang ditampilkan pada koleksi ini dijamin akan membuat pengunjung betah untuk menikmatinya. Selain itu, area ini sangat cocok untuk dipakai sebagai tempat berfoto yang apik.

Tidak perlu khawatir soal harga karena Museum Siola tidak membebankan biaya apapun kepada pengunjung alias gratis untuk masuk kesini. Museum ini berlokasi di Jl. Tunjungan No.1, Genteng, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur, 60275. Untuk jam operasional sendiri, museum ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Dengan mengunjungi Museum Siola, kita tidak hanya mengenal sejarah Kota Surabaya secara menyenangkan, tetapi juga turut melestarikan warisan budaya yang sangat berharga. Museum ini membuktikan bahwa belajar sejarah tidak harus membosankan, melainkan hanya cukup dengan data ke Museum siola dengan ruang penuh cerita masa lalu yang disajikan secara visual dan interaktif. Jadi, jangan lupa untuk mengunjungi museum ini jika ingin lebih mengenal lebih dalam Kota Surabaya agar belajar sejarah serasa lebih menyenangkan!

Direktori Museum Siola Disusun Berdasarkan Masa
Gambar 1. Direktori Museum Siola Disusun Berdasarkan Masa
Replika Prasasti Kamalagyan
Gambar 2. Replika Prasasti Kamalagyan
Koleksi alat makan pada masa kolonialisme
Gambar 3. Koleksi alat makan pada masa kolonialisme
Seragam Tentara Masa Militer Jepang
Gambar 4. Seragam Tentara Masa Militer Jepang
Koleksi interaktif sungai Kalimas
Gambar 5. Koleksi interaktif sungai Kalimas
Tampilan koleksi museum pada masa proklamasi
Gambar 6. Tampilan koleksi museum pada masa proklamasi

Penulis: Kelompok 9 Pemasaran Informasi, IIP, FISIP, UNAIR

  1. Yunita Atmasari
  2. Masruroh Lailiyah
  3. Salsa Fauziah
  4. Dewi Kunti Jannati Qowiyya
  5. Erta Ayuwanda
  6. Astrid Puspita Ramadhani
  7. Kumaladevi Widya Putri
  8. Najma Naila Adiba
  9. Adinda Tasya Salsabila
  10. Shada Saurah

Similar Posts